Jadi Tulang Punggung Keluarga, Harus Pintar Atur Pendapatan Sekaligus Berdonasi

Seorang kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah. Bekerja hingga larut malam pun dilakukan untuk mencukupi semua kebutuhan keluarga.

Tak hanya kebutuhan sehari-hari, mereka juga bekerja untuk memberikan kehidupan yang layak dan bahagia di masa depan untuk pasangan dan anak.

Jika pasangan ikut membantu mencari nafkah, tentu pemasukan menjadi dua pintu. Namun, jika pasangan tidak memiliki pemasukan, maka kamu harus pintar-pintar mengatur penghasilan.

Penulis buku investasi Rudiyanto dalam blognya di Kontan.co.id menyatakan bahwa namanya pendapatan harus dihabiskan. Namun, cara menghabiskannya juga harus tepat guna.

Maka dari itu, penggunaan prinsip 10-20-30-40 merupakan solusinya. Angka tersebut menunjukkan berapa % penghasilan yang sebaiknya dialokasikan.

  1. 10% untuk kebaikan
    Besar kecil penghasilan, sudah seharusnya disisihkan untuk berbuat kebaikan. Di dalam agama juga diperintahkan bagi setiap orang untuk beramal. Maka dari itu, alokasikan 10% dari penghasilan untuk berbuat kebaikan.

    Tidak melulu mendonasikan ke anak yatim atau rumah ibadah, kamu bisa memberikan bantuan kepada orangtua atau orang yang membutuhkan. Setiap bulannya, kamu juga bisa mengatur ke mana saja kebaikan akan diberikan.

    Misalnya, gaji Rp 10 juta dalam sebulan, 10% nya, berarti kamu bisa mengeluarkan untuk kebaikan sebanyak Rp 1 juta.
  2. 20% untuk masa depan
    Mempersiapkan masa depan juga jadi tanggung jawab kepala keluarga. Persiapan dana untuk masa depan ini bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari dana darurat, asuransi, dan investasi.

    Bagi kamu yang sudah berkeluarga bisa menyiapkan dana darurat sebesar 6-12 kali pengeluaran. Sedangkan untuk yang masih belum berkeluarga, dana darurat yang bisa disiapkan sebesar 3-6 kali pengeluaran.

    Selanjutnya, untuk menjaga pengeluaran tetap stabil, asuransi merupakan hal yang harus disiapkan. Baik asuransi jiwa, asuransi kesehatan, hingga asuransi pendidikan anak.

    Hal ini penting untuk memastikan kamu dapat tetap menjalani hidup dengan maksimal tanpa khawatir ada hal buruk yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

    Begitu pula dengan investasi. Pilih jenis investasi yang sesuai dengan tinggi rendahnya risiko dan sesuai dengan kebutuhan ya.

    Jangan lupa untuk memastikan biaya yang dikeluarkan untuk masa depan ini tidak lebih dari 20% pendapatan. Jumlah tersebut sudah gabungan dari dana darurat, asuransi, dan investasi.
  3. 30% untuk cicilan
    Memiliki cicilan bukannya salah, tetapi kamu harus tahu apakah cicilan tersebut merupakan cicilan produktif atau bukan. Cicilan yang konsumtif, seperti belanja gadget dan barang branded, sebaiknya dihindari.

    Sebelum memutuskan untuk mengambil cicilan, hitung terlebih dahulu pendapatan dan pengeluaran. Pastikan jumlah cicilanmu tidak lebih dari 30% dari penghasilan.
  4. 40% untuk kebutuhan
    Jika dihitung dengan perencanaan di atas, maka pendapatanmu tinggal 40%. Jumlah tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti biaya makan, listrik, transportasi, rekreasi, dan belanja kebutuhan rumah lainnya.

Dari penghitungan di atas, manakah yang belum diperhitungkan? Bagaimana jika tiba-tiba kamu terkena penyakit kritis dan tidak memiliki asuransi? Atau ternyata jumlah cicilan lebih dari 30% dari pendapatan?

Jika dapat sembuh dalam beberapa bulan saja mungkin tidak terlalu berdampak karena masih memiliki tabungan. Tetapi jika proses penyembuhan memakan waktu hingga beberapa tahun, bisa saja keluargamu menanggung semuanya. Maka dari itu, sebaiknya persiapkan mulai sekarang.

Hal yang bisa segera dipersiapkan adalah memiliki asuransi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. FWD Life memiliki satu produk asuransi yang tepat, yaitu Bebas Ikhtiar.

Asuransi jiwa berbasis syariah ini dirancang khusus untuk membantu Kamu dalam mendapatkan perlindungan jiwa dan investasi jangka panjang yang komprehensif dan terencana.

Dengan demikian, kamu bisa menyesuaikan dengan keperluan keuangan di masa mendatang. Kontribusinya  mulai dari Rp 200 ribu dan akan memperoleh manfaat santunan asuransi hingga Rp 400 juta.

Tak hanya diri sendiri, Bebas Ikhtiar juga bisa melindungi seluruh keluarga. Manfaat yang didapatkan mulai dari manfaat meninggal, manfaat investasi, hingga manfaat tambahan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Selain itu dalam rangka antisipasi menghadapi virus corona atau COVID-19, FWD Life memberikan manfaat khusus hingga Rp 100 juta. Manfaat tersebut bisa dinikmati oleh nasabah polis asuransi individu yang saat ini sudah aktif (existing) maupun setiap pembelian polis asuransi individu baru yang positif terdiagnosis virus corona selama periode 1-30 April 2020.

Beberapa manfaat khusus ini antara lain, manfaat tunai harian Rp 1 juta per hari, manfaat karantina Rp 5 juta jika dicurigai terkena virus corona, dan manfaat meninggal tambahan untuk tertanggung sebesar Rp 50 juta. Manfaat khusus ini didapatkan tanpa adanya biaya premi tambahan.

Dengan memiliki asuransi ini, kamu bisa sekaligus berdonasi dengan fitur syariah yang ada, seperti wakaf, zakat, dan infaq. Jadi, selain melindungi diri dan keluarga, kamu bisa sekaligus berdonasi dan berbagi berkah dengan sesama yang membutuhkan.

Bagi kamu 100 orang pertama yang melakukan pembelian polis akan mendapatkan cashback sebesar 10% dari pembayaran premi pertama / maksimal Rp 500.000 dalam bentuk saldo GoPay (syarat dan ketentuan berlaku).

Tentang PT FWD Life Indonesia (“FWD Life”):

PT FWD Life Indonesia (“FWD Life”) merupakan perusahaan asuransi jiwa patungan dan bagian dari FWD Group (“FWD”). Produk yang ditawarkan adalah produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, asuransi berjangka individu & kumpulan, asuransi kecelakaan diri individu & kumpulan, dan asuransi kesehatan kumpulan melalui jalur distribusi yang didukung teknologi terintegrasi termasuk keagenan, bancassurance, e-commerce dan korporasi.

FWD Life terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).

Related News